Soekarno atau lebih dikenal dengan bung Karno, merupakan figure terpenting yang menjadi panutan dalam perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan satu dari sekian banyaknya para pejuang bangsa-negara yang hingga kini namnya masih tetap abadi, melekat dalam sanubari masyarakatnya.
Semua ini tidak terlepas dari peranan serta kontribusi yang telah disumbangkan Soekarno untuk kemerdekaan, serta eksistensi masa depan Indonesia.
Bung karno terlahir dari keluarga tradisional jawa yang kental berciri mistis dengan nama kecilnya Kusno. Ayahnya merupakan muslim kejawen dan ibunya Hindu-Bali yang kemudian membentuk sosialisi pemikiran keagamaannya. Karena itu, spiritualitasnya "melintas batas" berbagai agama dan tradisi spiritual.
Uniknya warisan keberagaman ini bukan diterimanya sebagai kontradisktif melainkan sebagai harmoni. Keberagaman inilah yang telah membentuk watak dasar semangan "kegandrungan" bung Karno pada persatuan bangsa-negaranya hingga akhir hayatnya.
Sejak Soekarno masih muda, ia telah malang melintang serta sudah banyak berkenalan dengan berbagai budaya dan ideologi. Dan inilah yang sangat mempengarhi perjalanan kehidupannya. Selain itu ia juga terkenal sebagai seorang pemuda yang sangat tangguh pantang menyerah, radikal, sera berhaluan kiri.
Namun tidak bias dipungkiri selain itu, soekarno juga merupakan orang yang sangat romantis dan juga idealis. Hingga tidak mengherankan sampai ajal menjemputpun soekarno masih tetap merupakan orang yang radikal.
Berbagai kontribusi dan pemikiran telah disumbangkan Seokarno untuk bangsa-negara Indonesia. Mulai dari meletakan dasar Negara dan pencetus ideology bangsa Pacasila, sang kolaborator yang ulung dan disegani sampai dunia Internasional serta baragam lebel serta kebesaran turut serta melekat dalam perjalanan kehidupannya.
Salah satu pemikiran soekarno yang hingga sampai saat ini masih tetap menjadi kontraversi dan bahkan ditentang di kalangan masyarakat Indonesia adalah produk pemikirannnya yang di kenal sebagai Nasokom (Nasionalisme-Islamisme dan Komunisme).
Sinkretisme Soekarno dalam bentuk Nasokom ini yang banyak menemui berbagai kritik dan perlawanan, baik oleh teman seperjuannya sendiri, para ulama' maupun oleh sebagian besar masyarakat Indonesia pada masa itu. Bahkan hingga detik ini, Nasakom ala Soekarno masih menjadi perdebatan yang sangat sengit oleh berbagai masyarakat.
Tidak kurang tokoh besar sekaliber Tan Makala yang jelas-jelas berideologi Komunis-Marxis pun mengeluarkan kritik yang sangat pedas terkait sinkretisme yang dikeluarkan Soekarno. Bahkan dari Islam sendiri seperti M Natsirt juga ikut urun rembug dalam mengkritik sinkretisme tersebut. Sehingga Soekarno semakin merasa terpojok dengan ideologi yang telah ia keluarkan.
Namun semua perlawanan yang telah dilancarkan untuk mengkritik Nasokom tersebut oleh Soekarno langsung ditampik dan mendapatkan perlawanan serta argumentasi yang tegas dan objektif sesuai dengan konteks situasi yang dihadapi pada masa itu.
Buku "Soekarno dan Nasakom" ini berusaha membahas lebih jauh terkait dengan bermacam kontraversi serta pententangan terkait ideology Nasakom Soekarno. Dengan kemahiran sang penulis, beragam data dan fakta diolah sedemikian akuratnya. Buku ini berusaha untuk menampilkan sosok Soekarno lebih objektif dan tidak terjebak berbagai aksi yang lebih bersifat tendensius.
Buku ini menghadirkan apa dan bagaimana soekarno serta perjalanan panjang kehidupannya dalam sejarang bangsa-negara Indonesia baik sebelum maupun pasca kemerdekaan. Selain itu juga dipaparkan lebih jauh/lebih gamblang terkait dengan ideologi Nasakom (Nasionalisme-Islamisme dan Komunisme) Soekarno yang banyak menuai kritik dari berbagai kalangan masyarakat, serta mengapa soekarno bersikap sinkretisme terhadap ideologi yang kasat mata sangatlah bertentangan, khususnya antara islamisme dan komunisme.
Dengan hadirnya karya ini tentu akan bermanfaat bagi keberlanjutan serta eksistensi masa depan bangsa-negara Indonesia ke depan. Sebab di dalamnya menjawab berbagai polemic tentang Soekarno dengan Ideologinya yang kontraversial Nasakom yang merupakan salah satu pilar bagi keutuhan Indonesia hingga saat ini.
Selain juga diperjelas serta dipaparkan lebih komprehensif mulai dari pemikiran, kehidupan maupun ideologinya. Sehingga masyarakat akan lebih mengenal sosok dan ideology nasakom Soekarno. Bagaimanapun juga Nasakom merupakan sebuah cita-cita serta warisan Soekarno yang belum mampu berjalan secara optimal dan terealisasi di Indonesia.
Terlepas dari kontraversi Nasakom yang hingga saat ini masih terus berlanjut, cita-cita Nasakom Seokarno merupakan suatu warisan serta wasiat yang harus diterima dan digunakan sebagai senjata pemersatu dan alat pembagunan di Indonesia. Sebab Nasokom yang digagas oleh Soekarno ini merupakan suatu produk sejarah (perlawanan) bangsa Indonesia sepanjang bangsa ini lahir dan terus saja berhadapan dengan penjajahan tanpa kita sadari.
Saat ini kita menghadapi nasionalisme palsu dan sempit, nasionalisme yang bertujuan membohongi rakyat. Saat ini menghadapi islam palsu dan sempit, yang hanya kelihatan wajah teroristik, formalitas kosong hingga islam politik yang berwajah memalukan. Saat ini kita berhadapan dengan orang-orang yang sok komunis dan menggunakan komunisme untuk menakut-nakuti di satu sisi, atau anak muda yang sok komunis.
Dengan membaca dan menelaah buku ini secara mendalam, maka kita akan mampu memahami serta mempraktikan Nasakom Soekarno dengan seimbang tanpa ada manipulasi di dalamnya. Memahami dan mempraktikan nasionalisme secara benar, Islam secara benar dan komunisme secara bebar, serta tidak mempertentangkan antara ketiganya akan menghasilkan suatu energi yang sangat dasyat untuk menentang penjajahan di Indonesia. Yang secara sadar maupun tidak, hingga saat ini masih tetap terjajah oleh imprealisme barat, mulai dari aspek ideologi, budaya, politik mapun perekonomian yang ada di Indonesia.
Dengan memahami pemikiran-pemikiran bung Karno yang tertuang dalam Nasakomnya, maka secara lebih detail akan diketahui secara pasti tentang siapakah nasionalisme sejati, islam sejati dan komunisme sejati. Yaitu mereka yang memiliki semangat juang tinggi dalam menjaga serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan imprealisme, yang menghormati perbedaan suku, yang tidak memaksakan menggunakan cara-cara kekerasan secara efektif serta yang terlalu jauh meningglkan kesadaran masa.
daftarpustaka
Judul buku : Soekarno dan Nasakom
Penulis : Nurani Soyomukti
Penerbit : Garasi, Yogyakarta
Cetakan : Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar